Ketika kita mencium
suatu aroma mkanan yaitu ikan goreng dan nasi
maka aroma itu diteruskan oleh saraf sensorik ke hipotalamus, sehingga
hipotalamus meneruskannya ke efektor melalui saraf motorik.
Dimana perangsangnya adalah aroma lezat tadi. Secara otomatis kelenjar
hipotalamus yang diberi rangsang memberikan perintah kepada kelenjar saliva
untuk memproduksi air liur. Kemudian sistem gerak akan digunkan untuk mengambil
makanan tersebut.
Rasa lapar adalah
refleks saat lambung yang terasa kosong, dan kadar glukosa dalam tubuh menurun,
yang dibawa oleh nervus vagus ke Hipotalamus sebagai informasi rasa lapar. Ketika
kita makan, maka proses pencernaan dimulai dengan bantuan sistem pencernaan,
Mulai dari mengunyah terjadi pencernaan secara mekanik dengan bantuan gigi. Proses
ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi dan pencernaan
kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula
sederhana (maltosa). Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan
keinginan kita
Makanan selanjutnya
dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung
karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan
melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
·
Pepsin,
berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
·
HCl
(asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin
pada usus halus.
·
Lipase,
berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.
Peregangan serta adanya
jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan dikeluarkannya hormon gastrin
dari bagian mukosa antrum. Hormon ini mempunyai efek yang kuat menyebabkan
sekresi getah lambung yang sangat asam oleh bagian fundus lambung. Akan tetapi,
gastrin juga mempunyai efek perangsangan yang kuat pada fungsi motorik lambung.
Yang paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas pompa pilorus sedangkan
pada saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu
sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus
dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah
zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.
Lipase.
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.
Tripsinogen.
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh
hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan
melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam
empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan
lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu
memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus
halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam
lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus
dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein
diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di
usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam
bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein
diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan
dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa,
bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus
besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses
pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri
E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air.
Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Selanjutnya
sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.
Pada saat kita makan,
sebagian energi yang dihasilkan oleh sistem respirasi, akan dipusatkan pada
proses pencernaan didalam tubuh manusia. Seperti halnya peristaltik yang terjadi
di esophagus, juga membutuhkan energi, karena dalam proses pencernaan energi
sudah terkuras maka tubuh menjadi lemas, dan mengantuk. setelah kita makan,
juga terjadi proses pembakaran sari-sari makanan oleh oksigen yang kita hirup,
itu sebabnya kita merasa kepanasan, selesai makan.
Setelah itu terjadilah metabolism
meliputi, metabolism karbohidrat, lemak dan protein :
a. Metabolisme
karbohidrat
·
Glikolisis. Baik dalam keadaan anaerob maupun
aerob, glukosa diubah menjadi privat melalaui serangkaian reaki glikolisis.
Dalam keadaan anaerob piuvat dikonversi menjadi asam lakta atau alkohol
sedangkan dalam keadaan aerob piravat dikonversi menjadi asetil KoA yang kemudian
masuk dalam jalur asam trikarboksilat. Sedangkan serangkaian reaksi yang
terjadi berurutan dalam jalur EMP untuk mengkonversi glukosa menjadi asam
privat yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap
perubahan glukosa menjadi triosa fosfat (yang memerlukan energi kemia) dan
tahap perubahan triofo fosfat menjadi asam privat sambil melepaskan energi
kimia ke lingkungannya.
ü Isomerasi Glukosa 6-Fosfat, reaksi
berikutnya adalah reaksi isomerasasi glukosa menjadi frutkosa 6-faosfat. Reaksi
ini dan sebaliknya dikatalisis enzim fosfo glukoisomerase.
ü Fosforealasi Frutkosa -6-Fosfat
Menjadi Frutkosa 1,6 Difosfat, ada reaksi tahap ketiga ini dikatalisis oleh
fosfo-fruktosakinase. Tahap ini merupakan tahap reaksi penting untuk
pengendalian metabolisme karena enzim ini adalah enzim allosterik yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa metabolit umum. Kelebihan ATP ataupun asam sitrat
dapat menghambat enzim fosfofruktokinase ini. Sebaliknya AMP, ADP, dan Fruktosa
6-P dapat menstimulasi enzim. Enzim ini memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor
dan memiliki berat molekul yang sangat tinggi (± 360.000) dan terdiri dari 4
sub unit).
ü Pembentukan Trio Fosfat, Reaksi
berikutnya menyangkut pemotongan glukosa 1,6 – difosfat dengan membentuk dua
triosa fosfat: dihidroksi aseton fasfat dan D-gliseraldehida -3- fosfat. Enzim
yang mengkatalisis reaksi ini adalah aldolase. Hasil dari oksidasi aldehida
menjadi asam karboksilat disimpan dalam bentuk gugus asil fosfat: 1-3
difosfogliserat. Enzim yang berperan adalah gliseraldehida-3-fosfatdehidrogenase.
ü Interkonversi Asam 3-Fosfogliserat
Menjadi 2-Fosfogliserat. Fosfogliseril mutase mengkatkalisis interkonvensi dua
macam asam Fosfogliserat.
ü Pembentukan Asam Fosfoenol Piruvat, Tetapan
setimbang (Kstb) reaksi ini sama
dengan 3. hal ini berarti bahwa reaksi diatas berjalan secara reversible. Asam
fosfoenol piravat (PED) merupakan molekul berenergi tinggi.
ü Hidrolisis Asam Fosfoenol Piravat
Menjadi Piravat. Gugus fosfat dari PEP dipindahkan kepada ADP sehingga
terbentuk ATP. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim piravat. Taoutomerisasi dari
bentuk enol menjadi keto dapat memberikan cukup energy untuk membentuk ATP.
b.
Metabolisme Lemak
Lemak diserap dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Asam
lemak hasil pencernaan mula-mula bereaksi dengan garam-garam karbonat membentuk
senyawa sabun yang dapat diserap oleh jonjot usus. Senyawa sabun terurai
kembali menjadi asam lemak dan garam karbonat. Asam lemak bersenyawa kembali
dengan gliserol membentuk lemak selanjutnya diangkut oleh pembuluh getah bening
usus (pembuluh kil) menuju ke pembuluh getah bening kiri dada ke pembuluh balik
bawah selangka (vena subclavia) kiri, kemudian lemak disimpan di jaringan
adiposa (jaringan lemak). Jika dibutuhkan, lemak diangkut ke hati dalam bentuk
senyawa lesitin. Di hati lemak di hidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak dan
gliserol.
c. Metabolisme
protein
Protein diserap dalam bentuk asam
amino yang merupakan hasil pembongkaran protein. Penyarapan asam amino terjadi
di usus halus secara osmosis dan ada pula protein yang masuk dalam usus melalui
pinositosis/fagositosis. Kelebihan protein akan dirombak dalam sel hati menjadi
senyawa yang mengandung unsur N, seperti NH3, NH4OH dan
yang tidak mengandung unsur N. Senyawa yang mengandung unsur N akan disintesis menjadi
urea, sedangkan yang tidak mengandung unsur N akan mengalami sintesis ulang
menjadi karbohidrat dan lemak.
Proses
pembentukan urea berlangsung di dalam hati karena hanya sel-sel hati yang
menghasilkan enzin arginase. Urea yang dibentuk diangkut menuju ginjal,
selanjutnya dikeluarkan tubuh dalam bentuk urin.
1 komentar:
Gitu ya.. Thanks penjelasannya :D
Posting Komentar